Sabtu, 29 Oktober 2016
BUKA KURSUS MERAJUT GRATIS, AJAK IBU RUMAH TANGGA LEBIH PRODUKTIF
Suasana halaman rumah di Jalan Merbau Raya No3, Padangsari, Banyumanik, Kota Semarang, Jumat (21/10) cukup ramai. Beberapa ibu paruh baya dan anak kecil terlihat duduk di atas tikar sambil memegang jarum dan benang.
Mengenakan jilbab dan busana muslim, puluhan ibu saat itu tengah belajar merajut. Mereka tergabung dalam Komunitas Rajut Umi Iva. Setiap Jumat dan Sabtu pukul 09.00 hingga 12.00, ibu-ibu itu datang ke tempat tersebut membuat beragam model rajutan. Garasi yang dimanfaatkan untuk ruang pelatihan itu selalu dipadati setiap kegiatan digelar.
“Saya memberikan pelatihan gratis sudah sejak 2011.” “Awalnya ini kursus berbayar, tapi kok kasihan, akhirnya saya gratiskan,” ungkap Muzdhalifah yang dikenal sebagai Umi Iva ini, kemarin. Saat awal-awal membuka kursus berbayar, setiap tiga kali pertemuan, peserta harus membayar Rp30.000. Namun, ini tidak bertahan lama karena ada beberapa peserta yang tidak datang lagi, meski sebenarnya belum mahir.
Umi Iva menuturkan, sejak peserta tidak dipungut biaya, jumlah yang datang semakin banyak. Saat ini setiap kali pertemuan bisa mencapai 25 orang. Mereka tidak hanya berasal dari Kota Semarang, juga dari Demak, Batang, hingga Purwokerto. “Rata-rata yang datang ibu rumah tangga dan pensiunan.
Mereka lebih banyak memiliki waktu di rumah,” ujarnya. Umi Iva berharap ibu rumah tangga dan pensiunan pegawai negeri atau swasta yang selama ini hanya berdiam di rumah, bisa menghasilkan rupiah melalui keterampilan merajut. Karena saat ini rajutan sudah banyak dimodifikasi menjadi barang yang dipakai seharihari, seperti rompi, sepatu, dompet, jaket, dan masih banyak lainnya.
“Kami menyediakan bahannya, seperti benang dengan berbagai warna. Merajut itu gampang, prinsipnya seperti membuat rantai, asal mau belajar dan belajar serta tidak mudah putus asa,” paparnya. Sejauh ini, ibu bersapa Umi Iva ini sudah berhasil mendidik ratusan ibu-ibu yang piawai merajut.
Bahkan, salah satu anak didiknya, Ny Feri di Yogyakarta, juga mengikuti jejaknya dan memiliki banyak anak didik.
Usahanya membuka pelatihan merajut gratis bisa eksis hingga saat ini karena juga mendapat dukungan penuh dari sang suami, Darjat. Ibu tiga anak tersebut piawai dalam merajut karena sebelumnya diajari oleh bibinya.
Tidak puas sampai di situ, perempuan 36 tahun ini belajar sendiri melalui buku dari Jepang yang lebih rumit dan banyak variasi. “Saya sudah lama hobi merajut. Bagi yang pemula, pertemuan dua tiga kali biasanya langsung bisa untuk teknik dasar, setelah itu tinggal pengembangannya,” ucapnya.
Iva juga kadang terlibat dalam pameran di Kota Semarang. Rumah di Jalan Merbau Raya No3, kerap menjadi jujugan sekolah ataupun komunitas rajut lainnya. Salah satu anak didik Iva yang cukup berhasil adalah Tanti, warga Banyumanik. Dia saat ini bisa mengembangkan usahanya dalam pembuatan dompet rajut. Dompet tersebut dipasarkan di Kota Semarang dan daerah lainnya di Jawa Tengah.
“Hasilnya cukup lumayan, bisa membantu mencukupi kebutuhan keluarga. Saya juga manfaatkan online shop untuk pemasarannya,” ujarnya.
ARIF PURNIAWAN
Kota Semarang
edisi 23/10/2016
sumber: http://koran-sindo.com/news.php?r=4&n=3&date=2016-10-23
Selasa, 25 Oktober 2016
MERAJUT OUTDOOR
MERAJUT dengan SUASANA BERBEDA
Merajut bagi penghobi bisa dilakukan di mana pun, apa lagi sambil menunggu tetap asyik merajut. Komunitas RAJUT UMI IVA kali ini jalan-jalan ke pegunungan tepatnya ke kolam pemancingan daerah Gunung Pati Semarang.
Dalam suasana yang penuh kesejukan, bersantai, bersenda gurau, kami sangat menikmati keakraban, sambil sesekali mengotak-atik pola rajutan, ada yang baru belajar merajut, tingkat menengah, bahkan yang sudah mahir, pada dasarnya kami saling sharing pengetahuan tentang pola dan motif rajutan. ......dan selain belajar tusukan rajutan, kami juga menikmati tusukan ikan bakar...MUANTAAAP!
Merajut bagi penghobi bisa dilakukan di mana pun, apa lagi sambil menunggu tetap asyik merajut. Komunitas RAJUT UMI IVA kali ini jalan-jalan ke pegunungan tepatnya ke kolam pemancingan daerah Gunung Pati Semarang.
Dalam suasana yang penuh kesejukan, bersantai, bersenda gurau, kami sangat menikmati keakraban, sambil sesekali mengotak-atik pola rajutan, ada yang baru belajar merajut, tingkat menengah, bahkan yang sudah mahir, pada dasarnya kami saling sharing pengetahuan tentang pola dan motif rajutan. ......dan selain belajar tusukan rajutan, kami juga menikmati tusukan ikan bakar...MUANTAAAP!
Rabu, 30 Desember 2015
KURSUS MERAJUT GRATIS di toko Benang Rajut Ummi IVA
"TIDAK ADA ORANG YANG DILAHIRKAN UNTUK TIDAK BERSEDEKAH DENGAN ALASAN DIA TIDAK MEMILIKI APA-APA"
Berbagi ILMU GRATISAN membawa BERKAH
Pada tahun 2011 saya mulai membuka kursus MERAJUT berbayar, saat itu sudah ada sekitar 5 peserta yang ikut. Waktu itu tiap tiga kali pertemuan peserta dipungut biaya Rp 30.000, peserta datang ke rumah. Setelah beberapa waktu berjalan, saya mulai merasa kasihan karena tak jarang baru 3x pertemuan dan belum bisa apa-apa, trus untuk pertemuan berikutnya harus bayar lagi untuk tiap 3x pertemuan selanjutnya, begitu seterusnya sampai peserta itu selesai suatu projek. Lama kelamaan saya merasa tidak tega, akhirnya kursus saya GRATISKAN.
Kursus GRATIS mulai dibuka beberapa bulan, hingga mulai berdatangan dari peserta yang mulai dari nol sampai peserta yang sudah bisa merajut, hingga akhirnya berkembang menjadi suatu komunitas rajuters di semarang, dalam kursus ini bukan hanya sebagai tempat belajar merajut, tetapi juga sebagai tempat sharing sesama perajut dan ajang silaturahim, dan jadilah komunitas RAJUTERS UMI IVA. Hingga pada akhirnya teman-teman merajut mulai menyarankan supaya saya menyediakan perlengkapan merajut untuk keperluan dalam pertemuan, seperti benang, hakpen dll. Sejak itulah saya mulai belanja dengan uang hanya Rp. 300.000, mulai kulakan benang, 3 bulan berikutnya mulai meningkat meski masih di bawah 1 juta, setahun berikutnya mulai di bawah 10 jutaan,….sejak itu pula suami mulai berpikir untuk kekerja bareng di rumah. Maka kami memutuskan bahwa suami untuk kembali ke rumah Semarang. (Suami waktu itu sebagai dosen di UNSOED Purwokerto, CPNS pada waktu itu, lalu mengundurkan diri untuk berwiraswasta bareng dengan saya sekeluarga). Saya dengan suami mulai melihat peluang membuat jasa FINISHING TAS RAJUT. Suami membuat dan memasang handle tas dan saya bagian furing. Sejak itu omset semakin meningkat, dan tiga tahun berikutnya belanja kami sudah mencapai sekitar 50 jtaan/bulan. Selama itu usaha kami geluti secara online dan offline, dari rumah.
Klik DI SINI>>> Kumpulan Video Tutorial Belajar Merajut Pemula sampai Mahir
Lama kelamaan, rumah kami semakin terasa sempit, ruang tamu dan ruang keluarga mulai dipenuhi benang, gang kampung menjadi sempit karena penuh dengan parkir kendaraan jika ada acara kursus gratis. (mau tidak mau suami jadi tukang parkir juga). Akhirnya kami mulai berpikir, tempat kami sudah tidak representatif lagi untuk usaha, sehingga kami mulai berpikir untuk menyewa toko. Alhamdulillah hingga sekarang sudah ratusan murid lulusan komunitas kami, dan tersebar di beberapa kota, yang juga ada yang membuka tempat sharing rajut di tempatnya masing-masing.
Berbagi ILMU GRATISAN membawa BERKAH
![]() |
Kegiatan kursus merajut GERATIS |
Pada tahun 2011 saya mulai membuka kursus MERAJUT berbayar, saat itu sudah ada sekitar 5 peserta yang ikut. Waktu itu tiap tiga kali pertemuan peserta dipungut biaya Rp 30.000, peserta datang ke rumah. Setelah beberapa waktu berjalan, saya mulai merasa kasihan karena tak jarang baru 3x pertemuan dan belum bisa apa-apa, trus untuk pertemuan berikutnya harus bayar lagi untuk tiap 3x pertemuan selanjutnya, begitu seterusnya sampai peserta itu selesai suatu projek. Lama kelamaan saya merasa tidak tega, akhirnya kursus saya GRATISKAN.


![]() |
Kunjungan Rajuters JOGJA |
Label:
baju rajut,
belajar merajut,
belajar rajut,
belajar rajutan,
hobi merajut,
hobi rajutan,
istilah rajutan,
kursus gratis,
merajut,
merajut gratis,
rajut semarang,
toko benang,
toko umi,
umi iva
Sabtu, 16 Mei 2015
Kumpul Rajuter Semarang di UMI IVA
Kebahagiaan yang selalu saya tunggu-tunggu adalah saat bertemu RAJUTERS tiap Jum'at dan Sabtu. Kami sharing pengalaman, pola, juga rezeki, insyaallah, banyak manfaat yang kami peroleh, yuk, siapa yang mau gabung lagi di komunitas RAJUT UMI IVA...
Komunitas rajut semarang
Kamis, 03 April 2014
Membuat SLIPPER atau Sepatu Rajut Indoor
Sepatu rajut Indoor atau slipper sangat digemari para wanita yang senang beraktivitas di dalam ruangan, bagi mereka slipper bisa menjadi alternatif unik pengganti kaos kaki. Slipper juga bisa divariasikan menjadi sepatu outdoor jika diberi hak.
Cara membuat slipper sangatlah mudah, dari mulai bentuk-bentuk yang sederhana sampai dengan yang berbentuk rumit.
Bagi penyuka rajutan tentu saja ingin kan? membuat sendiri, baik untuk dipakai sendiri maupun untuk diberikan atau dihadiahkan untuk orang lain? contoh2 slipper atau sepatu rajut bisa dilihat di menu KOLEKSI SEPATU.
nah INI CARAnya.
hanya Rp. 25.000,- tinggal DOWNLOAD di email Anda. SEGERA pesan ke: umi.iva@gmail.com
Cara membuat slipper sangatlah mudah, dari mulai bentuk-bentuk yang sederhana sampai dengan yang berbentuk rumit.
Bagi penyuka rajutan tentu saja ingin kan? membuat sendiri, baik untuk dipakai sendiri maupun untuk diberikan atau dihadiahkan untuk orang lain? contoh2 slipper atau sepatu rajut bisa dilihat di menu KOLEKSI SEPATU.
nah INI CARAnya.
hanya Rp. 25.000,- tinggal DOWNLOAD di email Anda. SEGERA pesan ke: umi.iva@gmail.com
Selasa, 04 Desember 2012
Baju Rajut Anak
![]() |
baju rajut anak |
ingin punya baju seperti ini, silahkan datang ke rumah...saya ajari GRATISSS...
![]() |
syal spider |
Senin, 03 Desember 2012
Istilah-Istilah Rajutan
Berikut ini beberapa istilah-istilah dasar yang sering muncul dalam buku-buku rajutan yang berasal dari jepang.
目 (me) mata
左 (hidari) kiri
右 (migi) kanan
上 (ue) atas
下 (shita) bawah
前 (mae) depan
外 (soto) luar
先 (saki) ujung, duluan
級 (kyuu) tingkat, level, tahap
糸 (ito) benang
針 (hari) jarum; hak pen
輪 (wa) ring, roda, bulatan
形 (katachi) bentuk, pola
横 (yoko) datar, horizontal, menyamping
縦 (tate) berdiri, vertikal
幅 (haba) luasnya
長 (naga) panjang
短 (mijika) pendek
頭 (atama) kepala
手 (te) tangan
足 (ashi) kaki; dasar
本 (hon) buku, inti, asal, utama
穴 (ana) lubang; bolongan
枚 (mai) helai; lembar
模様 (moyou) model
直径 (chokkei) diameter
止め (tome) berhenti
始め (hajime) awal
終わり (owari) akhir
切り (kiri) memotong; putus; memutus
切り抜き (kirinuki) tarik memotong
引き抜き (hikinuki) tarik mengkait
編み (ami) rajutan, rajut, jahit
回り (mawari) melingkar, lingkar
Istilah-istilah di atas terkadang cara bacanya berbeda namun arti tetap kurang lebih sama.
Ada kesulitan mengenai istilah lainnya silahkan tanya melalui kommentar.
目 (me) mata
左 (hidari) kiri
右 (migi) kanan
上 (ue) atas
下 (shita) bawah
前 (mae) depan
外 (soto) luar
先 (saki) ujung, duluan
級 (kyuu) tingkat, level, tahap
糸 (ito) benang
針 (hari) jarum; hak pen
輪 (wa) ring, roda, bulatan
形 (katachi) bentuk, pola
横 (yoko) datar, horizontal, menyamping
縦 (tate) berdiri, vertikal
幅 (haba) luasnya
長 (naga) panjang
短 (mijika) pendek
頭 (atama) kepala
手 (te) tangan
足 (ashi) kaki; dasar
本 (hon) buku, inti, asal, utama
穴 (ana) lubang; bolongan
枚 (mai) helai; lembar
模様 (moyou) model
直径 (chokkei) diameter
止め (tome) berhenti
始め (hajime) awal
終わり (owari) akhir
切り (kiri) memotong; putus; memutus
切り抜き (kirinuki) tarik memotong
引き抜き (hikinuki) tarik mengkait
編み (ami) rajutan, rajut, jahit
回り (mawari) melingkar, lingkar
Istilah-istilah di atas terkadang cara bacanya berbeda namun arti tetap kurang lebih sama.
Ada kesulitan mengenai istilah lainnya silahkan tanya melalui kommentar.
Langganan:
Postingan (Atom)